Kamis, 16 Desember 2010
Menjadi Ibu - Puisi Esthi TB
Menjadi Ibu
Puisi Esthi TB
" Five years ahead, what will happen you think ? "
" You and I, in one home, with children "
Barisan kata yang selalu kuingat
Kita goreskan pada selembar kertas saat belajar di Aula Barat
Kehidupan kita lalui penuh semangat
Belokan dan titian kita lalui dengan selamat
Hari Wisuda, Hari Pernikahan, Rejeki dan Karir , berbaris rapi bagai dipahat
Semua terasa biasa saja
Setiap orang bisa melaluinya
Namun ada satu yang istimewa
Ya... Menjadi Ibu dari anak kita, adalah : Luar biasa !
Karena itu suatu karunia
Ada naluri purba melesak di tubuh ini saat kutahu ku berbadan dua
Kuhanya ingin yang terbaik untuk mahluk kecil didalamnya
Hidupku begitu kecil dibanding kepentingannya
Meski bertaruh nyawa untuk kehadirannya di dunia
Dan berusaha yang terbaik untuk membesarkannya
Ada seonggok besar cinta di bola matanya
Ketika kuhantarkan menuju sekolahnya
Cahaya yang begitu dalam, begitu pasti di usia belianya
Seakan berkata : " Aku selalu mencintaimu, mama "
Membuatku semakin yakin bahwa hidupku adalah untukmu dan untuknya
Dan menjadi Ibu dari anakmu
Karunia terindah dalam hidupku
---
Depok, 17 Desember 2010
Esthi T. Bhirawati
*menjelang hari Ibu dan hari Pernikahan 22 Desember 2010
" Selamat Hari Ibu Untuk Seluruh Perempuan Indonesia "
Sabtu, 13 November 2010
Duka Merapi, Duka Negeri - Puisi Esthi TB
Notes : Tee Box Cafe 24 November 2010 jam 20.00 - selesai
Fun For Fund For Merapi and Mentawai Victims
By Ladies Power - Yayasan Ganesha 83
Be sure to be there friends! Brgds, Esthi TB/FT 83 ITB
DUKA MERAPI, DUKA NEGERI
Puisi : Esthi TB
Hari ini duka terpancar dari lereng Merapi
Tertulis dalam barisan kata yang tak sanggup gambarkan lara
Terbungkus dalam sampul yang tak dapat kirimkan duka
Terekam dalam gambar yang tak pandai ungkapkan rasa
Di lereng Merapi
Kemarin kehidupan penuh makna
Petani bertanam di tegalannya
Wanita menggendong rumput dengan ceria
Anak desa bercanda gembira
Burung burung riang bernyanyi
Ternak merumput dengan lahapnya
Harmoni alam seolah janji yang abadi
Namun
Hari ini duka terpancar dari lereng Merapi
Saat angkasa menggelegar dan bumi bergetar
Saat udara terbakar dan api menjalar
Saat harmoni seolah terkoyak
Saat janji seakan tak ditepati
Saat kehidupan tercabut dari akarnya
Saat tiada tempat lagi untuk kembali
Yang ada hanya puing tertutup debu
Dan sekumpulan mata yang menatap nanar
Dan hati yang rindu keramahan alam kembali
Dimanakah kita hari ini
Setelah menerima pesan duka Merapi
Duka Merapi , duka negeri
Ribuan mata telah melihat
Ribuan telinga telah mendengar
Ribuan kaki sudah melangkah
Kemana kita hari ini
Setelah membaca surat dari lereng Merapi
Selain satukan langkah dan hati
Untuk membantu sesama
Mengungkap arti harmoni
Hari ini hati kita tautkan
Barisan kita rapatkan
Untuk teman kita yang berjuang di lereng Merapi
Mengais asa di reruntuhan
Membangun harap di kehancuran
Alam tidak pernah ingkar janji
Habis gelap terbitlah terang
Habis duka datanglah suka
Derita akan segera pergi
Dan Merapi berseri kembali
Depok,
14 November 2010
Esthi T. Bhirawati
Rabu, 29 September 2010
Selamat Jalan Patriot Angkasa - Puisi Esthi TB
Selamat Jalan Patriot Angkasa
- Puisi Esthi TB
Selamat jalan pahlawanku...
Elang memang harus membubung tinggi,
di langit biru...
Selamat jalan kesuma bangsa ...
Mati satu tumbuh seribu
Patah tumbuh hilang berganti
Esa hilang dua terbilang
Harimau mati meninggalkan belang
Gajah mati meninggalkan gading
Manusia mati meninggalkan nama
Selamat jalan patriot angkasa...
Kau singkap tirai
Antara ada dan tiada
batas ceria dan fananya dunia
Seakan kau tidak akan pernah pergi
Selamat jalan Alexander Supelli
Menuju peristirahatan abadi
Di sisi Allah Yang Maha Tinggi
Buncit, 27 September 2010
Esthi T. Bhirawati
Sabtu, 25 September 2010
Secangkir Teh - Puisi Esthi TB
Secangkir Teh
- Puisi Esthi TB
Secangkir teh hangat sore ini
Ingin kubagi denganmu teman
Dikala penat kian merapat
Dikala jenuh kian membunuh
Aku ingin membagi secangkir teh ini untukmu
Secangkir teh ini
Kuseduh dengan segenap rasa cinta
Kutiriskan hanya beningnya
Kubuang ampas daun dan batangnya
Kusajikan dalam cangkir porselen putih
Kupersembahkan untukmu teman
Agar kau selalu mengingatku
Bahwa aku selalu mengingatmu
Sebagai kawan terbaikku
Secangkir teh hangat manis jambu
Kupersembahkan untukmu
Di sebuah sore yang syahdu
Hanya untukmu
Depok,
25 September 2010
Esthi T. Bhirawati
Selasa, 31 Agustus 2010
Adam dan Eva - puisi Esthi TB
Adam dan Eva
- Puisi Esthi TB
Aku bermimpi bersamamu
Menjadi Adam dan Eva
Mentari masih menyorot ketika kita sampai di Taman Eden
Rumput hijau bak permadani terhampar luas
Taman di perbukitan di kaki gunung
Semak perdu memagari rendesvous cinta kita
Pohon mapple yang rindang memayungi
Daunnya kita pungut satu tuk satukan kita
Kupu dan kumbang menari di antara kembang hutan
Aroma melati fragrans cintamu
Menyusup ke sukmaku dihantar sang bayu
Kita berlarian dan berputar riang
Kita adalah Adam dan Eva...
Lalu perlahan sang surya beradu
Terang berganti temaram
Temaram berganti kelam
Camar beriring pulang ke sarang
Angin utara mengirim kabut tipis
Dinginnya mencubit kulit ari
Namun kita tetap di sana
Salak anjing hutan tak surutkan rendesvous kita
Tiba tiba satu diantaranya ucul menembus teritori kita
Parasnya yang sangar menatap kita
Matanya merah jalang!
Taringnya kuning menyeringai
Lidahnya menjulur!
Cakarnya siap menerkam dan ...
Sedetik kemudian terdengar :
" Sahur ... Sahuuur... Sahur! "
Dan terbangunlah aku
Untung hanya mimpi.
Jl.KS Sasuit Tubun,
31 Agustus 2010
Esthi T. Bhirawati
Jumat, 27 Agustus 2010
Akhir Minggu - Puisi Esthi TB
Akhir Minggu
- Puisi Esthi TB
Kereta waktu kencang berlalu
Membawaku ke pagi ini di akhir minggu
Di rumahku yang sepi ini, hening ditimpa alunan lagu
Ikan gurame, sepat dan mas koki di kolam menari
Riang menyongsong ransum pagi
Matahari enggan beranjak pergi
Angin sepoi membisikkan damai di hati
Rimbun daun merambat dan wangi melati
Indahnya akhir minggu
Di rumahku
Mengingatkan agar bersyukur selalu
Kepada MU
Depok, 28 Agustus 2010
Senin, 16 Agustus 2010
Penjaga Satu Cinta - Puisi Esthi TB
PENJAGA SATU CINTA
Puisi : Esthi TB
Aku berdiri di sini, di batas satu cinta,
Satu cinta, tidak lebih, dan aku ingin hanya satu cinta
Banyak orang merekayasa cinta,
Tapi aku tetap ingin satu cinta, yang Dia tiupkan dalam ruhku,
Maka,
Aku akan tetap berdiri di sini, sebagai penjaga satu cinta,
Karena itu yang aku ingini,
Satu cinta, tidak lebih, dan aku akan menjaganya
Biarpun kakiku lelah tertatih, kulitku perih tergores,
Dan angin menambahpedihnya luka, aku akan bertahan
Menjaga satu cinta,
Satu cinta, tidak lebih, dan aku akan menjaganya
Pertaruhan terbesar dalam hidupku
Adalah satu cinta, tidak lebih,
Yang membuatku kuat berdiri,
Yang menyirami hatiku tiap hari
Karena aku setia
Menjaga satu cinta
Aku ingin kau mengerti, sampai di batas waktu kita
Slipi, 16 Agustus 2010
Sabtu, 31 Juli 2010
Ijinkan Aku - Puisi Esthi TB
Jumat, 30 Juli 2010
Waktu - Puisi Esthi TB
Waktu
Puisi - Esthi TB
... Menjanjikan sang padi bulirnya bernas kuning merunduk
Menjanjikan sang mawar kuncupnya mekar merah mengembang
Menjanjikan sang surya keperakan terang berpendar
Menjanjikan sang dewi malam keemasan temaram bersinar
...Siapakah itu ?,
Dialah sang waktu!
Merugilah insan yang menyia-nyiakan
Karena janji Nya adalah kepastian
Bagi insan yang memanfaatkan...
Depok, 31 Juli 2010
Jumat, 23 Juli 2010
Tom dan Jerry - Puisi Esthi TB
Tom dan Jerry
@ puisi Esthi TB
Jika dapat kulukis kata
Untuk dua sekawan Tom dan Jerry
Jika Jerry ada Tom sebal
Jika Jerry pergi Tom rindu
Jika Jerry datang Tom meradang
Jika Jerry pergi Tom mencari
Jika boleh kurangkai kata
Untuk temanku Tom dan Jerry
Kumis Tom dicabut si nakal Jerry
Tom meradang Jerrypun diterjang
Kadang Jerry jadi manis
Siap menjadi santap siap Tom
Jerry lari
Tom mengejar
Lalu jatuh diperangkap Jerry
Jika dapat kukiaskan makna
Untuk sobatku Tom dan Jerry
Tanpamu duniaku sepi
Apa artinya kartun tanpa Tom dan Jerry
Slipi,
2 Juli 2010
Esthi T. Bhirawati
@ puisi Esthi TB
Jika dapat kulukis kata
Untuk dua sekawan Tom dan Jerry
Jika Jerry ada Tom sebal
Jika Jerry pergi Tom rindu
Jika Jerry datang Tom meradang
Jika Jerry pergi Tom mencari
Jika boleh kurangkai kata
Untuk temanku Tom dan Jerry
Kumis Tom dicabut si nakal Jerry
Tom meradang Jerrypun diterjang
Kadang Jerry jadi manis
Siap menjadi santap siap Tom
Jerry lari
Tom mengejar
Lalu jatuh diperangkap Jerry
Jika dapat kukiaskan makna
Untuk sobatku Tom dan Jerry
Tanpamu duniaku sepi
Apa artinya kartun tanpa Tom dan Jerry
Slipi,
2 Juli 2010
Esthi T. Bhirawati
Selasa, 20 Juli 2010
Dan Kita - Puisi Esthi TB
Dan Kita
Puisi - Esthi TB
Dan kita
Terperangkap di sini, di sarang kita
Kabut hujan mendekap kita, erat seperti bayangmu menindih hatiku
Dan kita
Berbalut hasrat yang sarat, terang lampu kota tidak menyurutkan langkah kita
Roda berputar terus membawa kita ke kilometer tanpa angka
Dan kita
Erat memeluk malam malam kita, dalam simfoni tanpa jeda
Terdiam terpaku dalam kefanaan
Dan kita
Tergolek di sini di sarang kita
Dalam curahan hujan yang kian deras
Dan roda yang terus berputar
Dan berputar
Dan kita
Terpekur dan terjulur
Dalam kefanaan yang mencekam
Sampai di tujuan kita
Di bait selanjutnya
Kampung Kandang
19 Juli 2010
Puisi - Esthi TB
Dan kita
Terperangkap di sini, di sarang kita
Kabut hujan mendekap kita, erat seperti bayangmu menindih hatiku
Dan kita
Berbalut hasrat yang sarat, terang lampu kota tidak menyurutkan langkah kita
Roda berputar terus membawa kita ke kilometer tanpa angka
Dan kita
Erat memeluk malam malam kita, dalam simfoni tanpa jeda
Terdiam terpaku dalam kefanaan
Dan kita
Tergolek di sini di sarang kita
Dalam curahan hujan yang kian deras
Dan roda yang terus berputar
Dan berputar
Dan kita
Terpekur dan terjulur
Dalam kefanaan yang mencekam
Sampai di tujuan kita
Di bait selanjutnya
Kampung Kandang
19 Juli 2010
Selasa, 29 Juni 2010
"Saatnya Memberi" - puisi untuk 60 Tahun Teknik Fisika/Esthi TB
"Saatnya Memberi"
- puisi untuk 60 Tahun Teknik Fisika/Esthi TB
- puisi untuk 60 Tahun Teknik Fisika/Esthi TB
Tegak berdiri kampus sejati
Dengan pilar ilmu, teknologi dan seni
Namamu harum di bumi pertiwi
Gerbangmu memanggil putra putri terpuji
Di kota Bandung indah bestari
Di jalan Ganesha setia mengabdi
Berlatar Gunung Tangkuban Perahu
Pilarmu kokoh menjaga kalbu
Kami datang dengan tujuan satu
Untuk berhasil melalui pintumu
Menjadi sarjana memimpin bangsaku
Dalam membangun khazanah negeriku
Menjadi negeri idaman
Rakyatku
Ada satu jurusan di sana
Mereka menyebutnya Teknik Fisika
Walau kadang disebutkan sebaliknya
Namun hal itu tidak menjadi apa
Karena hakekatnya tetap sama
Titian ilmu, cipta, karsa dan karya
Sehingga kita merengkuh dunia
Wahai jurusan Teknik Fisika
Enam puluh tahun sudah engkau ada
Begitu banyak bekal kami yang kau beri
Agar berbakti kepada pertiwi
Wahai jurusan Teknik Fisika
Katakan yang kau minta dari kami
Tak pantaslah kami meminta
Karena kini saatnya kami memberi
Wahai almamaterku
Kami datang lagi untukmu
Dengan jiwa, hati dan kontribusi
Untuk kemajuanmu di masa kini dan nanti
Mari kawan alumni
Kini saatnya untuk memberi
Gerakkan hatimu
Satukan langkahmu
Tuk membantu jurusanmu
Yang telah mengukir hidupmu
Hidup 60 tahun Teknik Fisika
Semoga impian semakin nyata
Menjadi jurusan ternama
Yang mengabdi kepada bangsa dan negara
Depok, 5 Juni 2010
Esthi T. Bhirawati
7483036
Ketua IA TF - ITB
Aku Di Sini - puisi Esthi TB
SOBAT Puisi Esthi TB
SOBAT
Puisi Esthi TB
Bagai air di padang pasir
Bagai cahaya dalam gelap
Bagai musik dalam sepi
Bagai udara dalam pengap
Kau menemaniku
Sobat ....
Walau waktu pisahkan kita
Begitu lama
Walau jarak pisahkan kita
Begitu jauh
Namun senyummu selalu kuingat
Sobat
Jika hari kita masih panjang
Kuingin gandeng tanganmu
Sobat
Karena lorong itu sangat sepi
Karena kamar itu sangat dingin
Karena dunia itu sangat luas
Tuk diarungi sendiri
Sobat
Peganglah tanganku
Kuingin selalu bersamamu
Di sisa waktuku
Depok, 2 Maret 2010
Esthi T.. Bhirawati
Lukisan Jiwaku Puisi Esthi TB
Lukisan Jiwaku
Puisi Esthi TB
Sekian lama jemariku menari
Meniti pelangi
Tuk lukiskan rasa itu
Biar rasa meniti masa
Menggubah kisah tentangku dan tentangmu
Segumpal haru teronggok di kalbu
Sebuncah rindu selalu terpaku
Tersadar makna cintaku padamu
Kekal meniti masa
Masa meniti pelangi
Pelangi meniti kalbu
Tuk lukiskan rasa itu
Indah..cukup..sentosa
Abadi kau dan aku
Kasih kau lukisan jiwaku.
Depok, 19 Juni 2010
Esthi T. Bhirawati
Indah Puisi - Esthi TB
Indah
Puisi - Esthi TB
Indah ...
kuperas jiwaku untukmu...
kuseret langkahku padamu ...
kutelan pahit untukmu ...
Indah...
sayapmupun tak tergapai olehku..
biar gemores lukai punggungku...
biar lunglai sambut jiwaku ....
ku tetap tak sempurna memahamimu..
Indah ...
kuhanya bisa merasakanmu ..
di dalam relung hatiku ...
untuk selalu bersamaku...
Slipi, 9 Juni 2010
Esthi T. Bhirawati
Rindu Ini - puisi Esthi TB
\
Rindu Ini
- puisi Esthi TB
Ada sepenggal kata tersembunyi
Dalam gelap malam
Dalam deras hujan
Ada seuntai rasa terkubur
Dalam derai tawa
Dalam riang canda
Namun rindu ini tetap menggumpal
Di sela sela sarapanku
Di balik buku harianku
Di balik selimut tidurku
Rindu ini terkubur
Sejak belasan tahun lalu
Rindu ini tersungkur
Sejak kepergianmu ...
Slipi, 24 Mei 2010
Jejak Ibu - puisi Esthi TB
Notes: Puisi ini terinspirasi oleh Ibunda rekan saya , masih adakah di zaman kiwari hamba hukum yang seperti ini ya ? :)
Jejak Ibu - puisi Esthi TB
Tertulis dengan tinta emas
Rekam jejakmu Ibu
Anggun dalam kesahajaan
Sahaja dalam keanggunan
Seribu perkara telah kau tangani
Seribu masalah telah kau hadapi
Namun engkau tetap mengabdi
Setia kepada Ibu Pertiwi
Ibunda juwita
Kau terangi jalan yang gelap
Kau pandu mereka yang tersesat
Tegas dalam kelembutan
Lembut dalam ketegasan
Ibunda pelita
Satu diantara sejuta
Abdi negara pengayom jelata
Jujur dan setia
Pada yustisia
Jejak Ibu terekam di kalbu
Penebar semangat di kala penat
Di tengah kemelut bangsaku
Semoga jejakmu menjadi azimat
Depok, 17 Mei 2010
Jejak Ibu - puisi Esthi TB
Tertulis dengan tinta emas
Rekam jejakmu Ibu
Anggun dalam kesahajaan
Sahaja dalam keanggunan
Seribu perkara telah kau tangani
Seribu masalah telah kau hadapi
Namun engkau tetap mengabdi
Setia kepada Ibu Pertiwi
Ibunda juwita
Kau terangi jalan yang gelap
Kau pandu mereka yang tersesat
Tegas dalam kelembutan
Lembut dalam ketegasan
Ibunda pelita
Satu diantara sejuta
Abdi negara pengayom jelata
Jujur dan setia
Pada yustisia
Jejak Ibu terekam di kalbu
Penebar semangat di kala penat
Di tengah kemelut bangsaku
Semoga jejakmu menjadi azimat
Depok, 17 Mei 2010
Kabut itu - puisi Esthi TB
Kabut itu - puisi Esthi TB
Kabut itu...apakah milikku ?
Berpendar di surya pagi,
selimuti kotaku...
Abu tapi membawa rindu..
Kabut, apakah engkau punyaku ? ..
Temani perjalanan pagiku...
menuju cubicle ku...
di balik hutan beton dan baja itu..
Jakarta, 14 Mei 2010
Kabut itu...apakah milikku ?
Berpendar di surya pagi,
selimuti kotaku...
Abu tapi membawa rindu..
Kabut, apakah engkau punyaku ? ..
Temani perjalanan pagiku...
menuju cubicle ku...
di balik hutan beton dan baja itu..
Jakarta, 14 Mei 2010
Memories - a poem by Esthi TB
Memories - a poem by Esthi TB
There were times when things so right ...
Then just slipped away ...
Don't know where to find it again ...
But deep inside I feel the memories ...
That's fading away....and written in the stars ...
Like your eyes ...that watch over me ...
Somehow I believe you are there.
Depok, May 8th 2010
There were times when things so right ...
Then just slipped away ...
Don't know where to find it again ...
But deep inside I feel the memories ...
That's fading away....and written in the stars ...
Like your eyes ...that watch over me ...
Somehow I believe you are there.
Depok, May 8th 2010
Senja Metropolis - Puisi Esthi TB
Senja Metropolis - Puisi Esthi TB
Angkasa biru,
surya keperakan,
pantulan cahaya senja pada kaca, beton dan baja ,
antrian jalanan kota, menemaniku pulang ..
bilang sudah pada keramaian ..
menuju padepokanku yang asri..
di pinggir kota..
satu hari yang lain usai sudah..
Jakarta, 5 Mei 2010
Angkasa biru,
surya keperakan,
pantulan cahaya senja pada kaca, beton dan baja ,
antrian jalanan kota, menemaniku pulang ..
bilang sudah pada keramaian ..
menuju padepokanku yang asri..
di pinggir kota..
satu hari yang lain usai sudah..
Jakarta, 5 Mei 2010
Terdampar di Kota Lama - puisi Esthi TB
Terdampar di Kota Lama - puisi Esthi TB
Titik hujan,
pekat malam,
tanah asing walau milik masa lampau ..
entah dimana bumi kupijak ini..
lengkapi mimpiku..
kucubit pipiku..
sakit..
kusadar malam itu bukan mimpi..
cuma terdampar..
di kota lama
Depok, 4 Mei 2010
Titik hujan,
pekat malam,
tanah asing walau milik masa lampau ..
entah dimana bumi kupijak ini..
lengkapi mimpiku..
kucubit pipiku..
sakit..
kusadar malam itu bukan mimpi..
cuma terdampar..
di kota lama
Depok, 4 Mei 2010
Sabtu, 03 April 2010
Bangunlah Indonesia - Puisi Esthi TB
Bangunlah Indonesia
Puisi Esthi TB
Negeriku Indonesia
Gunungmu menjulang
Sawahmu menghampar
Lautmu membiru
Hutanmu menghijau
Zamrud khatulistiwa
Dengarlah suara Ibu Pertiwi
Yang melahirkanmu
Indonesia
Lestarikan alam
Didiklah putra bangsa
Bangunlah negeri ini
Jauhkanlah dari nestapa
Rengkuhlah dunia
Dengarkanlah jerit bangsamu
Indonesia
Yang merana karena angkara
Anak Ibu Pertiwi
Jangan kau tutup matamu
Dan telingamu
Dan nuranimu
Majukan negeri ini
Jangan kau hancurkan sendinya
Bangkitlah Indonesia
Gaungkan semangat kejujuran
Tingkatkan profesionalitas dan daya juang
Kikis habis mafia angkara
Perampok negara
Rasakanlah nadi derita jelata
Bersatulah penikmat kebaikan
Harumkan Ibu Pertiwi
Pembayar pajak
Lawanlah durjana koruptor
penghisap darah rakyat
Pencoreng nama negeri
Tanyakan kemana mengalirnya uangmu
Wahai pemimpin bangsaku
Malulah pada dirimu
Malulah pada bangsamu
Malulah pada dunia
Demi gunungmu
Demi sawahmu
Demi lautmu
Demi hutanmu
Demi Ibu Pertiwi
Yang melahirkanmu
Depok,
3 April 2010
Esthi T. Bhirawati
Puisi Esthi TB
Negeriku Indonesia
Gunungmu menjulang
Sawahmu menghampar
Lautmu membiru
Hutanmu menghijau
Zamrud khatulistiwa
Dengarlah suara Ibu Pertiwi
Yang melahirkanmu
Indonesia
Lestarikan alam
Didiklah putra bangsa
Bangunlah negeri ini
Jauhkanlah dari nestapa
Rengkuhlah dunia
Dengarkanlah jerit bangsamu
Indonesia
Yang merana karena angkara
Anak Ibu Pertiwi
Jangan kau tutup matamu
Dan telingamu
Dan nuranimu
Majukan negeri ini
Jangan kau hancurkan sendinya
Bangkitlah Indonesia
Gaungkan semangat kejujuran
Tingkatkan profesionalitas dan daya juang
Kikis habis mafia angkara
Perampok negara
Rasakanlah nadi derita jelata
Bersatulah penikmat kebaikan
Harumkan Ibu Pertiwi
Pembayar pajak
Lawanlah durjana koruptor
penghisap darah rakyat
Pencoreng nama negeri
Tanyakan kemana mengalirnya uangmu
Wahai pemimpin bangsaku
Malulah pada dirimu
Malulah pada bangsamu
Malulah pada dunia
Demi gunungmu
Demi sawahmu
Demi lautmu
Demi hutanmu
Demi Ibu Pertiwi
Yang melahirkanmu
Depok,
3 April 2010
Esthi T. Bhirawati
Kamis, 11 Maret 2010
Our Little World Called Love
Jumat, 05 Maret 2010
Nasehat Untuk Putriku Puisi oleh Esthi TB di hari Ulang Tahun Aysha ke 17
Nasehat Untuk Putriku
Puisi oleh Esthi TB di hari Ulang Tahun Aysha ke 17
" Lir ilir .. Lir ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh penganten anyar
Cah angon cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu peneken
Kanggo masuh dodot-iro
Dodot-iro dodot-iro
Kumitir bedhahing pinggir
Dondomono Jlumatono
Kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Dho surako ..
Surak ..Horeeee!!!' "
Putriku,
Mungkin kau tidak paham artinya
Namun sebait lagu Jawa di atas
Sangat bermakna..
Mendekatlah putriku
Ibu akan bercerita
Tentang lagu itu
Putriku
Di kala usia masih belia
Bak ladang padi menghijau
Bulirnya bernas
Batangnya kuat
Dahannya menari lembut
Daunnya mengangguk berirama
Itulah saatnya kau syukuri
Rawatlah hidupmu
Seperti pak Tani merawat sawah itu
Manfaatkanlah masa mudamu
Tuk bersiap di hari tuamu
Putriku,
Di kala sang gembala meniup seruling
Di lembah yang damai
Dalam sunyi
Irama mengalun syahdu
Di bawah pohon belimbing
Yang sedang berbuah lebat
Buahnya kuning ranum
Berkelompok menggemaskan
Tolong petikkan buahnya
Walau batang begitu licin
Tuk membasuh baju kotormu
Jahitlah baju sobekmu
Rapikan ujungnya
Yang melambai tertiup angin
Agar pantas kau datang
Pada persembahan sore nanti
Itu kiasan hidupmu yang belia
Isilah dengan doa dan usaha
Dan pembersihan jiwa raga
Tuk mencapai cita cita
Sebelum akhirnya menghadap ...
Kepada Nya
Putriku,
Di malam bulan purnama
Langit terhampar biru
Gemintang bertaburan di buana
Bulan bundar bertahta di singgasananya
Luas cakrawala memanjakan mata
Itulah kiasan masa mudamu KINI
Bergegaslah anakku
Berkumpullah dengan sahabatmu
Bergembiralah bersama
Bersorak lah : Horeee!!
Karena masa mudamu hanya sekali
Tak akan pernah kembali
Dho surako .. Bersoraklah semua..
Surak .. Sorak...Horeeee !!
Putriku,
Demikianlah sekedar pesanku
Di hari ulang tahun ke 17 mu ..
Depok, 6 Maret 2010Esthi T. Bhirawati
HAPPY BIRTHDAY AYSHA MARETA KARLINA
SWEET SEVENTEEN MARCH 6 , 2010
Sabtu, 27 Februari 2010
Pagi Sunyi - Puisi Esthi TB
Minggu, 14 Februari 2010
LUCKY CLOWNS - Esthi TB's Poem
LUCKY CLOWNS
Esthi TB's Poem
We are all lucky clowns
'Cause we are made to entertain
Never show who we really are
Lucky enough in our pretendings
We are all lucky clowns
To private to be naked
Before somebody's eyes
We don't even know ourselves
We are all lucky clowns
Stand still for a living
Ignore the roaring soul inside
Survive in our short life
When will the time come
When we drop all mask in our face
Unlease our genuine things
And be brave to face life of our own
We don't even know
If we are all lucky clowns...
Depok, February 15 , 2010
Esthi T. Bhirawati
Esthi TB's Poem
We are all lucky clowns
'Cause we are made to entertain
Never show who we really are
Lucky enough in our pretendings
We are all lucky clowns
To private to be naked
Before somebody's eyes
We don't even know ourselves
We are all lucky clowns
Stand still for a living
Ignore the roaring soul inside
Survive in our short life
When will the time come
When we drop all mask in our face
Unlease our genuine things
And be brave to face life of our own
We don't even know
If we are all lucky clowns...
Depok, February 15 , 2010
Esthi T. Bhirawati
Sabtu, 13 Februari 2010
BEGINI KU MENGENALMU CINTA - Puisi oleh Esthi TB.
BEGINI KU MENGENALMU CINTA
Puisi oleh Esthi TB.
Tak kan lari gunung dikejar
Senandung cinta ayah dan ibu
Yang selalu diikrarkan kembali
Di kala kami di lembah nestapa
Hingga lahirlah aku
Sang buah cinta membara
Dan kami bersatu mengejar cita
Tak kan lari gunung dikejar
Begitulah awal kisahku
Tuk mengenalmu, Cinta
Hari berganti minggu
Minggu berganti bulan
Bulan berganti tahun
Dalam hangatnya asuhan ayah dan ibu
Ku dibesarkan
Semakin ku akrab denganmu, Cinta
Dari gejolak darah remajaku
Dan ribuan pesona masa muda
Ku mengenal cinta suci
Yang menyuntingku
Menjadi belahan jiwanya
Bagaimana tidak semakin akrab denganmu, Cinta ?
Hari berganti minggu
Minggu berganti bulan
Bulan berganti tahun
Dalam hangatnya asuhanmu, Cinta
Lahirlah dari rahimku
Dua buah hati
Perempuan dan laki laki
Menggemaskan
Menaklukkan
Mempesona
Semakin kuterlarut dalam aliran nadimu, Cinta
Dari sahabatku
Dari temanku
Yang menghiasi hari hariku
Menambah khazanah jiwaku
Dan memberi arti hidupku
Kutemukanmu jua, Cinta
Dari bisikan angin gunung
Percikan ombak di pantai
Paparan sang surya
Kerlingan bintang
Lambaian bunga
Getaran daun
Ku mencium harummu,
Ku melihat terangmu, Cinta
Cinta adalah segala keindahan
Begini ku mengenalmu, Cinta ...
Depok, 14 Februari 2010
Esthi T. Bhirawati
Puisi oleh Esthi TB.
Tak kan lari gunung dikejar
Senandung cinta ayah dan ibu
Yang selalu diikrarkan kembali
Di kala kami di lembah nestapa
Hingga lahirlah aku
Sang buah cinta membara
Dan kami bersatu mengejar cita
Tak kan lari gunung dikejar
Begitulah awal kisahku
Tuk mengenalmu, Cinta
Hari berganti minggu
Minggu berganti bulan
Bulan berganti tahun
Dalam hangatnya asuhan ayah dan ibu
Ku dibesarkan
Semakin ku akrab denganmu, Cinta
Dari gejolak darah remajaku
Dan ribuan pesona masa muda
Ku mengenal cinta suci
Yang menyuntingku
Menjadi belahan jiwanya
Bagaimana tidak semakin akrab denganmu, Cinta ?
Hari berganti minggu
Minggu berganti bulan
Bulan berganti tahun
Dalam hangatnya asuhanmu, Cinta
Lahirlah dari rahimku
Dua buah hati
Perempuan dan laki laki
Menggemaskan
Menaklukkan
Mempesona
Semakin kuterlarut dalam aliran nadimu, Cinta
Dari sahabatku
Dari temanku
Yang menghiasi hari hariku
Menambah khazanah jiwaku
Dan memberi arti hidupku
Kutemukanmu jua, Cinta
Dari bisikan angin gunung
Percikan ombak di pantai
Paparan sang surya
Kerlingan bintang
Lambaian bunga
Getaran daun
Ku mencium harummu,
Ku melihat terangmu, Cinta
Cinta adalah segala keindahan
Begini ku mengenalmu, Cinta ...
Depok, 14 Februari 2010
Esthi T. Bhirawati
Sabtu, 06 Februari 2010
MENUNGGU DI BOULEVARD SEPI - Puisi Esthi TB
MENUNGGU DI BOULEVARD SEPI
Duduk ku menunggu di sini ..
di boulevard sepi ..
di pantai sunyi ..
lampu taman mulai terang..
mentari mulai beradu...
Kulihat angkasa memekat ..
ombak berayun..
memecah pasir ..
hatiku berdesir ..
mengingatmu..
Kulihat langit kian kelam..
tiada tanda kau kan datang..
lalu hujanpun turun....
memaksaku bangkit..
dan berlari pulang ...
Depok, 6 Februari 2010
Esthi T. Bhirawati
Duduk ku menunggu di sini ..
di boulevard sepi ..
di pantai sunyi ..
lampu taman mulai terang..
mentari mulai beradu...
Kulihat angkasa memekat ..
ombak berayun..
memecah pasir ..
hatiku berdesir ..
mengingatmu..
Kulihat langit kian kelam..
tiada tanda kau kan datang..
lalu hujanpun turun....
memaksaku bangkit..
dan berlari pulang ...
Depok, 6 Februari 2010
Esthi T. Bhirawati
HUJAN TURUN - Puisi Esthi TB
Rabu, 03 Februari 2010
TIME - a poem of Esthi TB
TIME - a poem of Esthi TB
Time can fold my skin
And turn my hair grey
And dim my eye's light
And beat my bone's strength
And weaken my memory
But I believe
It will never change my heart
Cause I stay young there ...
For it's love given
For it's spirit driven
Till the end of time ..
Depok, 3 Februari 2010
Esthi T. Bhirawati
Time can fold my skin
And turn my hair grey
And dim my eye's light
And beat my bone's strength
And weaken my memory
But I believe
It will never change my heart
Cause I stay young there ...
For it's love given
For it's spirit driven
Till the end of time ..
Depok, 3 Februari 2010
Esthi T. Bhirawati
Senin, 01 Februari 2010
BIRU - puisi Esthi TB
BIRU
Biru lautku
Biru langitku
Biru hatiku
Biru cintaku
Di terik mentari engkau biru
Di deras hujan engkau biru
Di siang bolong engkau biru
Di gelap malam engkau biru
Biru adalah bayangmu
Biru adalah anganku
Biru adalah harapanku
Biru tabir cahaya
Biru mengawali semua
Itulah sebab aku mencintaimu
Biru ....
Depok, 1 Februari 2010
Esthi T. Bhirawati
Rabu, 13 Januari 2010
DAUN DAUN BIRU - Puisi oleh Esthi TB
Daun daun biru
Izinkan kutulis di atasmu
Sebuah partitur tentang hidupku
Daun daun biru
Melayang ditiup bayu
Terbanglah jauh menjemput cintaku
Pelantun lagu rindu
Pemetik gitarku
Pengobat lukaku
Pembaca partitur cintaku
Penemu kembali duniaku
Menyatu dengan hasratku
Daun daun biru
Temukan pahlawan cintaku
Tariklah dia dalam hidupku
Pemberi suasana syahdu
Dalam indahnya cintaku
Izinkan kutulis di atasmu
Sebuah partitur tentang hidupku
Daun daun biru
Melayang ditiup bayu
Terbanglah jauh menjemput cintaku
Pelantun lagu rindu
Pemetik gitarku
Pengobat lukaku
Pembaca partitur cintaku
Penemu kembali duniaku
Menyatu dengan hasratku
Daun daun biru
Temukan pahlawan cintaku
Tariklah dia dalam hidupku
Pemberi suasana syahdu
Dalam indahnya cintaku
Langganan:
Postingan (Atom)