Selasa, 27 Desember 2011
Menjelang tahun Baru - Puisi Esthi TB
Menjelang Tahun Baru
Puisi Esthi TB
Di teras kutepekur
Hening senja menjelang malam
Si kucing legam permainkan seekor belalang
Lari ke sana kemari
Kuseruput kopi, masih hangat
Tangan memegang buku,
Coba kunyah arti kata
Gagal sudah
Anganku melayang jauh
Gambar berjajar
Suara berdengung
Seperti tak bertuan
Entah siapa
Entah dimana
Sepanjang tahun ini
Ada di batas cakrawala
Sebentar akan usai sudah
Deretan peristiwa itu
Terekam dalam jejak memori
Ada gambar aku tersenyum
Menangis
Marah
Senang
Ada gambar dia
Kamu
Dia lagi
Kamu lagi
Ada laut
Ada gunung
Ada keramaian
Ada kesepian
Gambar berjajar
Suara berdengung
Seperti tak bertuan
Entah siapa
Entah di mana
Semua tergambar
Di saat ku duduk
Di teras ini
Menjelang tahun baru
Depok,
25 Desember 2011
Jumat, 16 Desember 2011
Itu Dulu
Itu Dulu
- Puisi Esthi TB
Itu dulu,
Saat hati kita masih bertaut dalam buliran hujan
Itu dulu,
Saat sampan kita kayuh bersama ke pulau impian
Itu dulu,
Saat sakitmu adalah sakitku dan tawamu adalah tawaku
Tapi kini,
Masihkan tetes hujan membagi rasa yang sama
Tapi kini,
Masihkah pulau kelapa memanggil dan merayu kita ke sana
Tapi kini,
Masihkah rasa kita bertaut dalam nyaman dan derita
Itu dulu,
Tapi kini,
Kita jawab bersama
Masih ada waktu
Depok,
17 Desember 2011
Esthi T. Bhirawati
www.esthi-t-bhirawati.blogspot.com
www.facebook.com/esthi.bhirawati
Pagi Berseri ( Menyambut Pemilu IA ITB )
Pagi Berseri
-Puisi Esthi TB
Andai hatiku seindah pagi
Dan hatimu selembut bayu
Pagi ini kian berseri
Andai langkahku ringan berayun
Dan kayuhmu ringan mendayung
Sampai jua ke pulau impian
Dalam siraman mentari pagi
Tiga purnama kita bersama
dalam asah asih asuh
Kadang bertarung sekuat tenaga
berpelukan bagai saudara
hati tergores
kaki menyepak
kuku menyambar
Padahal semua untuk Negeri
Tuk Ibu Pertiwi proses demokrasi
Menyambut pagi berseri ini
Mengukuhkan pilihan sesuai nurani
Andai pernah luka
Biarkan dibalut ceria
Andai pernah dusta
Biarkan lebur
Dalam tulusnya cita
Andai pernah menyakiti
Maafkanlah hamba ini
Mari kita sambut sang mentari
Bertemu, bersapa dan membuka diri
Untuk datangnya Pemimpin Sejati
Vox Populi Vox Dei
Suara Rakyat Suara Ilahi
Mari kita bersama hormati
Dago, 3 Desember 2011
Esthi T. Bhirawati
" Selamat Bertugas mas Sumaryanto Widayatin
Ketua Umum IA ITB terpilih 2011-2015 - Sukses! "
Kamis, 27 Oktober 2011
Kemana Cinta - Puisi Esthi TB
------
Kemana Cinta
Puisi Esthi TB
Kemarin dia mengepak-kepakkan sayapnya
Membisikku kata cinta bagai bulu perindu
Menyentuh kulitku bagai beludru
Menyanjungku setinggi awan
Memahkotaiku bagai bangsawan
Tapi kini dia menyepak-nyepakkan kakinya di mukaku
Membuangku atas nama ketidakpatuhanku
Menistaku karena pembangkanganku
Atas nama apapun aku salah di matanya
Sebagai wanita mustinya menurut saja
Lupakah dia sekerat daging yang bernama hati yang musti dijaga
Sebentuk jiwa yang tidak bisa dipungkiri
Atas nama hati dan jiwa aku akan bertanya
Kemanakah cinta
Yang dulu memahkotai kita ?
Sudah kandas ditelan dusta
Atau hanyut ditelan durjana
Ahhh ... Cinta ...
Pergi kemana ?
-------
Mampang Prapatan,
27 Oktober 2011
Selasa, 25 Oktober 2011
Perjalanan - Puisi Esthi TB
Karena suasana yang mendung, hujan, suara geluduk menderu, tercipta puisi ini :)
PerjalananPuisi Esthi TB
Setiap jengkal hidup adalah perjalanan
Kadang tidak selalu di atas karpet merah
Bisa dipenuhi onak dan duri
Yang menggores dada, tangan dan kaki
Setiap tarikan nafas adalah cerita
Kadang tidak selalu berakhir bahagia
Bisa diwarnai duka nestapa
Yang meninggalkan luka dalam di jiwa
Setiap jejak langkah adalah akhir
Dari perjalanan terdahulu
Setiap pandangan adalah awal
Dari masa depan yang baru
Wahai duka, wahai luka, wahai nestapa
Mengapa engkau enggan pergi
Erat beradu di dalam relung hati
Mengapa engkau tak enyah dari dunia
Perjalananku
Akankah berhenti di persimpangan baru
Dan kupilih arah terbaikku
Menuju kebahagiaan bersama Mu
--
Slipi 26 Oktober 2011,
Esthi T. Bhirawati
www.esthi-t-bhirawati.blogspot.com
www.facebook.com/esthi.bhirawati
Rabu, 14 September 2011
Sang Gembala Cintaku - Puisi Esthi TB
Sang Gembala Cintaku
Puisi Esthi TB
Betapa teduh tatapan matanya,
jauh menerawang kabut,
membawa terbang anganku melambung tinggi,
ke puncak pebukitan tandus.
Cinta yang tidak berbatas ruang dan waktu,
bingkainya mengikuti alur nafasku,
warnanya mengikuti bias hariku ..
aromanya mengikuti tarikan nafasku,
membingkai, meneduhi jiwaku..
Serpihan hati sang gembala,
menitipkan pesan pengharapan akan kasih,
yang tak sempat diterbangkan angin,
tidak pula dibisikkan dalam lagu serulingnya,
namun tetap menancap lewat fatamorgana,
yang dibiaskan lewat pancaran matanya..
Oh sang gembala cintaku
Kampung Kandang,
14 September 2011
Esthi T. Bhirawati
www.esthi-t-bhirawati.blogspot.com
www.facebook.com/esthi.bhirawati
Rabu, 07 September 2011
Pantun Lebaran - Oleh Esthi TB
Pantun Lebaran
Oleh Esthi TB
Jembatan Ampera di Kota Bari
Di malam hari bermandi cahaya
Walaupun Lebaran beda sehari
Izinkan hamba ucapkan kata
Bukit Siguntang indah permai
Tempat dimakamkan raja raja Sriwijaya
Jika puasa sebulan telah tunai
Sekarang saatnya berhari raya
Bunga melati bunga cempaka
Dironce indah untuk sang putri
Jika ada salah dan dosa hamba
Mohon dimaafkan di hari nan fitri
Mesjid Agung berhias ukiran
Air mancur menghias halaman
Sebagai insan yang lemah nian
Hamba tak luput dari kesalahan
Sebiduk berdua di sungai Musi
Alangkah cantik si Kembang Dadar
Jika tuan berkenan ampuni
Niscaya hamba menjadi tegar
Beduk Maghrib bertalu talu
Takbir dan tahmid segera berkumandang
Bulan puasa segera berlalu
Hari nan fitri segera datang
Jembatan Teluk di dusun Epil
Anggun melintasi sungai Batanghari
Walaupun pantun ini hanya hadiah kecil
Semoga dikenang di kemudian hari
Benteng Kuto Besak kokoh berdiri
Jangan lupa singgah di musiumnya
Hamba mohon maaf sepenuh hati
Semoga tuan mengabulkannya
Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1432 H
Mohon maaf lahir dan bathin :)
Dusun Epil, 30 Agustus 2011
Esthi T. Bhirawati & Ahya Rusdi , Aysha Mareta Karlina, Aryeshah Akbar (Aris)
www.esthi-t-bhirawati.blogspot.com
www.facebook.com/esthi.bhirawati
Minggu, 21 Agustus 2011
Cinta Mu
Cinta Mu
Puisi Esthi TB
Hanya Cinta Mu yang menguatkan jiwaku
Menopangku dari terjangan air seperti batu di sungai
Melindungiku dari angin seperti pepohonan di gunung
Menutupiku dari hujan seperti dangau di rimba
Hanya Cinta Mu yang menumbuhkanku
Menyuburkan lahanku seperti zat hara
Menyembuhkanku seperti zat kimia
Hanya Cinta Mu
Bersinar di gelap malam
Menghibur dalam derita
Merekatkan yang patah
Membalut yang luka
Itulah Cinta Mu
Dan Hanya Cinta Mu
Hanya Cinta Mu yang mengetuk pintu hatiku
Membuka jiwaku yang lama tertutup debu
Hanya Cinta Mu yang menurunkan hujan
Membasuh bumiku yang lama gersang
Hanya Cinta Mu yang menemani malamku
Membelaiku sampai terbit fajar
Hanya Cinta Mu yang meninggikanku
Seperti elang membawaku ke langit biru
Menjauhi dunia menuju angkasa
Mencapai keheningan dalam kedamaian
Menuju keabadian bersama Mu
Depok, 21 Agustus 2011
Selasa, 16 Agustus 2011
Sudahkah Engkau Merdeka - Puisi Esthi TB
Sudahkah Engkau Merdeka
Puisi Esthi TB
----
Hari ini, di ladangku sendiri, di halamanku sendiri, di facebookku sendiri, aku berani berteriak :
KEMERDEKAAN INI UNTUK SIAPAAAAAA??? MERDEKAAAAAAAA!!!!! GANTUNG BEDEBAH KORUPTOR ITUUUUUU !!!
Apakah engkau berani ?
Jangan menuliskan di dindingku kata selain setuju
Jangan kirimkan tanda selain jempolmu
Karena ini dindingku
Karena aku tidak suka itu
Karena jika selain itu
Aku akan hapus kirimanmu itu
Hari ini, di ladangku sendiri, di halamanku sendiri, di facebookku sendiri, aku berani berteriak :
KEMERDEKAAN INI UNTUK SIAPAAAAAA??? MERDEKAAAAAAAA!!!!! GANTUNG BEDEBAH KORUPTOR ITUUUUUU !!!
Apakah engkau berani ?
Karena ...karena aku sudah muak dengan semua sandiwara itu
Garong berjas berdasi berlencana berpeci hitam dan bertanda jasa
Maling yang teriak atas nama rakyat
Karena aku tak suka itu
Cepat akhiri sandiwara ini !
Atau rakyat akan bergerak karena tak sudi lagi denganmu
Besok Sang Saka akan dikibarkan
Besok Indonesia Raya akan dikumandangkan
Sama seperti tahun tahun lalu
Tapi maknanya semakin dipudarkan
Oleh bedebah garong dan maling itu
Yang ikut bernyanyi
Ikut menghormat
Ikut berteriak
MERDEKAAAAAAAA!!
Hari ini, di ladangku sendiri, di halamanku sendiri, di facebookku sendiri, aku berani berteriak :
KEMERDEKAAN INI UNTUK SIAPAAAAAA??? MERDEKAAAAAAAA!!!!! GANTUNG BEDEBAH KORUPTOR ITUUUUUU !!!
Apakah engkau berani ?
Jangan coba halangi aku
Karena ini adalah ladangku, halamanku, dindingku sendiri
Minimal di satu tempat dan waktu
Dapat kurasakan bahwa aku telah :
MERDEKAAAAAAAA!!
Slipi, 16 Agustus 2011
--
Brgds,
Esthi T. Bhirawati - TF 83 ITB
www.esthi-t-bhirawati.blogspot.com
www.facebook.com/esthi.bhirawati
Kamis, 14 Juli 2011
Keluarga - Puisi Esthi TB
Ku tak pandai berkata kata
Hanya tuliskan isi hati
Ku tak pandai berargumentasi
Hanya tuangkan bisikan jiwa
Tentang arti sebuah keluarga
Bagai taman sari
Penuh bunga aneka warna
Kupu dan kumbang menari
Dalam siraman sinar surya
Bagai bening telaga
Dalam asuhan sinar rembulan
dan dekapan heningnya malam
Bagai pondok di tepi hutan
Mahligai sang kelana
Teduhan dari rintik hujan
Tirai dari sengat surya
Bagai pagar yang mengitarinya
Lindungan dari bahaya
Aku tak pandai berdebat
Namun kurindukan itu
Keluarga yang berbagi
Dalam suka dan duka
Saling memahami kekurangan
Dan mengingatkan kelebihan
Saling menerima
Saling memberi
Seperti taman bunga
Seperti pondok sang pengelana
Itulah kata hatiku untuk sebuah kata :
Keluarga
Dimana pintu selalu terbuka
Buat semua
Tiada yang terpinggirkan
Hanya sebuah rengkuhan kasih, dukungan,
Dan pengertian di sana
---
Jembatan Merah,
12 Juli 2011
Esthi T. Bhirawati
Senin, 27 Juni 2011
Inilah Hidup - Puisi Esthi TB
Inilah Hidup
Puisi : Esthi TB
Kalau senang mendaki puncak
Mengapa takut melewati nadir ?
Dunia hanya sementara
Keduanya harus dilewati
Aku ingin selalu mensyukuri
Baik dan buruk yang kualami
Mengapa suar tegak berdiri
Di kala badai menghampiri
Mengapa karang tegar perkasa
Dikala ombak datang mendera
Aku ingin selalu tegar seperti mereka
Dan aku ingin menjadi pelabuhan yang teduh buat kapalmu
Menjadi sauh yang kuat untuk bahteramu
Menjadi tujuan pasti perjalananmu
Seandainya kau beri kesempatan
Kita akan selalu bersama
Selamanya
Di samudra cinta kita
Yang tak bertepi
Jembatan Merah, 27 Juni 2011
--
Brgds,
Esthi T. Bhirawati - TF 83 ITB
www.esthi-t-bhirawati.blogspot.com
www.facebook.com/esthi.bhirawati
Minggu, 29 Mei 2011
Kasih - Puisi Esthi TB
Kasih
Puisi Esthi TB
Kasih, kusimpan kau di sudut hatiku
Kutahu, ku tak sendiri walau sepi
Saat kulihat diriku, yang ada hanya ruang hampa
Seperti pekat malam yang tertembus kabut
Dan kabut yang tersibak angin
Saat ku berlari dari bayangmu,
Melaju kencang di malam buta
Menyusuri jejak langkah yang kusut dimakan usia
Terus berjalan, walau ujung cahaya tak terlihat jua
Kasih, kuhempaskan segala gundahku
Kutahu, ku tak sesat walau penat
Saat kudengar hatiku, yang ada hanya denting lirih
Seperti suara harapanku
Yang luruh dalam hempasan waktu
Saat ku kaburkan kata hatiku,
Melaju kencang dalam gelap malam
Meninggalkan semua yang tertoreh
Terus berlari, walau dikungkung rasa sepi
Dan biarkan engkau pergi
Dalam jejak memori
Walaupun hanya sekali
Perjumpaan kita akan abadi
Hanya dalam mimpi
Tentang sebuah taman cinta surgawi
Depok,
29 Mei 2011
Rabu, 18 Mei 2011
The Border - Esthi TB's Poem
The Border
Esthi TB's Poem
Now I can see the border, a big flowing river
I don't want to tresspass it
I wouldn't move my legs one step across it
It is beyond my capability
Now I understand it
And want to keep it away, as the border say
It is beyond my strength to swimm across
It will tear no pain that my heart can bear
I don't want to be drown away
In that huge water, beyond the border
And back to the place I once belonged to
And continue my life
My very own life....
Depok, 19 May 2011
Esthi T. Bhirawati
Selasa, 17 Mei 2011
It's About - Esthi TB's Poem
It's About
Esthi TB's Poem
It's not about flying, but it's about spreading your wing
The wind will bring you up...
It's not about winning, but it's about struggling
To mean yourself more to a life
It's not about indulgence, but it's about passion
To bring and achieve more some of your dream
This is you believe
That you can go up there
So that you can see the whole world
So that you can give more
Then sky will be your limit
Cause no one can stop you from giving
This is you are meant for
Cause He create only for a purpose
That man and woman are in a row
To bring beauty around the world
Cause
It's not about reigning, but it's about loving
It's not about asking, but it's about giving
Depok,
18 May 2011
Esthi T. Bhirawati
www.esthi-t-bhirawati.blogspot.com
www.facebook.com/esthi.bhirawati
Kamis, 12 Mei 2011
My Poem for You
Esthi TB's Poem
Why are you so lovable, friend
And so adorable in every move
You are such a pretty soul
Like a blossomed tree
A place for birds to nest
And wind to rest
Why are you so truthful, friend
And thinkable in every way
You are such a precious stone I found
At the last trip of my day
Please don't throw me away my friend
Never ever
Or you blow me away
To the place I've never known
Take care of my heart my friend ..
In a subtle way.
---
Depok
11 Mei 2011
Esthi T. Bhirawati
Pak Mojo - Puisi Esthi TB
Pak Mojo
Puisi Esthi TB
Jika kupandang langit kelam
Tiada satu gemintang berkelip
Hanya sang bulan tepekur seperti seiris semangka beku
Dingin serasa menusuk tulang
Saat tertatih aku mencari pembaringan
Untuk sesosok jiwa yang lelah ini
Yang menanti sebuah uluran tangan
Yang tak kunjung tiba
Jika kutatap langit hitam
Tiada cahaya, hanya sebuah siluet lemah sang ratu malam
Yang beradu berselimut sutra putih
Hati serasa ditusuk sembilu
Saat menunggu datangnya kasih
Yang tak kunjung hadir
Dalam sepotong kata maaf
Dan rengkuhan hangatnya
Kan kubawa dalam mimpi malam ini
Dan kutahu esok dia hadir di sini
Di sisi pembaringanku
Dan menuntunku
Kepada hangatnya mentari pagi...
Sabarlah pak Mojo
Siapkan dirimu malam ini
Tidurlah dengan senyum di hati
Sandarkan harapanmu di dinding kamar
Lukiskan dalam warna ceria
Cerita tentang damai diri
Dan sucinya hati
Semoga detak suara hatimu didengar Nya
Indah akan hadir pada waktunya
Dalam keajaiban Ilahi
Depok,
11 Mei 2011
Esthi T. Bhirawati
Minggu, 01 Mei 2011
Tertunda - Puisi Esthi TB
Tertunda
Puisi Esthi TB
Mengingatmu selalu sesak,
Bayanganmu yang besar menyelinap tanpa kuasa kutahan,
Ruang hatiku padat oleh jelajah pesonamu yang hadir tanpa kuundang,
Udara memanas seakan menyekap kesadaranku atas ruang dan waktu saat hadirmu,
Berapa ratus kali kita coba hapus kenangan ini
Berapa ribu kali kita coba berlari dari kisah ini
Namun selalu menjadi kisah yang tertunda
Yang selalu hadir dalam hasrat dan angan
Yang selalu menjadi momok yang harus dimatikan
Dalam alur waktu yang entah kapan berhenti
Kita memandangnya sebagai keindahan yang tertunda
Mengingat kita selalu sesak,
Saat kuyakin pasti ada sesuatu diantaranya
Keindahan tak harus diberi nama
Yang selalu kita pertengkarkan
Yang selalu kita buang jauh
Yang selalu kita lemparkan
Dan kita kutuk bersama
Kadang aku sangat lelah
Dan tidak tahu apakah musti duduk, berdiri , atau berlari
Atau kutenggelamkan wajahku di balik bantal
Agar kusadar kembali
Kau hanyalah mimpi yang tertunda
Dan kutemui kau di alam mimpi
Walaupun tertunda
Depok,
1 Mei 2011
Senin, 18 April 2011
April - Puisi Esthi TB
April
Puisi Esthi TB
Jika Februari adalah kasih sayang maka April adalah cinta
Jika Februari adalah surya maka April adalah bayu
Jika Februari adalah kuncup maka April adalah mekar
April adalah senyuman bunga mawar merah
April adalah harumnya wangi melati
April adalah sapa embun pagi
April adalah berseminya cinta di hati
Ramahnya April adalah hangatnya mentari pagi
Mesranya April adalah pendarnya bulan purnama
Cerianya April adalah genitnya gemintang di langit malam
Syahdunya April adalah desah kabut senja
Segarnya April adalah rintik hujan pertama yang menguak gersangnya buana...
Terima kasih Tuhan
Kau beri aku nafas di bulan April tuk segar kembali
Agar kusongsong kehidupan dengan lebih semangat
Siapkan hari esok yang lebih berarti
Cipedak,
18 April 2011
Esthi T. Bhirawati
Jumat, 18 Maret 2011
Putra - puisi Esthi TB
Putra
- puisi Esthi TB
Apakah waktu terlalu cepat berlalu ataukah aku yang tertatih mengejarnya
Seakan semua cinta belum cukup kuberikan atau terlalu besar cintaku padamu
Kadang kubertanya sudah cukup baikkah aku untukmu
Putraku,
Dua belas tahun sudah hadirmu di dunia
Melalui diriku
Si mungil telah beranjak dewasa
Bahagia melihatmu tumbuh ceria
Putraku,
Jika engkau besar nanti
Kudoakan engkau siap menempuh jalan yang mungkin panjang berliku
Meniti buih gelombang yang mungkin datang menderu
Menahan badai yang mungkin hadir mengganggu
Dalam perjalananmu menemukan tepi kekuatanmu
Demi memegang jatidirimu
Putraku,
Di hari ulang tahunmu sejenak ku merenung
Dan menahan sedikit waktu
Aku ingin lebih baik dan bermakna di kehidupanmu
Aku untukmu kini dan nanti
Aku akan selalu ada untukmu
Di atas segalanya,
Aku ingin kau bahagia
Dan selalu ingat pada Nya...
Selamat ulang tahun Putraku
Depok,
18 Maret 2011
Esthi T. Bhirawati
" Selamat ulang tahun ke 12 putraku Aryeshah Akbar ( Aris ) "
Minggu, 13 Maret 2011
My Tears For Japan - a poem of Esthi TB
MY TEARS FOR JAPAN
- poem of Esthi TB
Don't know how it chose the day
and found the exact momment
When the earth cracked down
and huge energy released
Then the land shocked and trembled
and the sea was pulled and returned in high waves
then it swallowed everything in his way
it swang and hit anything stood before
and left all things behind like broken toys
and brought burst of fire
How could I imagine this scene before my eyes
When the day was just like an ordinary day
and the day was so cute to live with
and the air was so fresh to breath
and the sea was so blue to enjoy
and the wind was so kind to sail with
It was just like an old friend now
Just after the tremors happened in that country
My tears for Japan
Many people lost
Many children cried
Many souls died
Love ones passed away
Families unhomed
Landscape destroyed
Dangers appeared
Properties vanished
Economy declined
My tears for Japan
My cries for Sendai
May God gives strength and relieves
For those broken souls
To stay and survive
For those deadly pain
to forget the devastation
and continue lives
as a Big Nation
Depok.
March 11, 2011
Esthi T. Bhirawati
( Indonesia )
Sabtu, 26 Februari 2011
LOVE - A Poem of Esthi TB
LOVE
A Poem of Esthi TB
Only love can make me strong
It stands me like a rock in a river , splits the flowing water
Like a tree in a mountain , holds the smashing wind
Like a hut in a forrest , covers from the splashing rain
Only love can grow me , like nutritions in the soils
Only love can cure me , like chemicals in the pills
Sparkling in the darkness
Cheering in the loneliness
Mending the fractures
Sewing the tatters
It is love
And only love
It is you that hold my key of love
Can open my weary heart
In the hardest momments
and the harshest weathers
Along the killing silence of the nights
It is the one that I will hold tight
Till the down of the light
Cause...
Only love can take me high
Like an eagle to the sky
Leaving the world behind
In the silent of mind
Till the end of time
Depok, February 27, 2011
Esthi T. Bhirawati
Minggu, 20 Februari 2011
Guru Kehidupan
Guru Kehidupan
Puisi Esthi TB
Mengenang Ibunda Hj. Siti Hasnah
Wafat di Epil, 1 Februari 2011 dalam usia 80 tahun
Terukir sebuah nama dalam prasasti hidup kami :
Hajjah Siti Hasnah,
Seorang Ibu yang tangguh lewat pasang surut kehidupan yang dilewati
Seorang Ibu yang berbakti lewat pengabdian pada keluarga tiada henti
Seorang Ibu yang mengajari lewat kelembutan dan ketegaran hati
Seorang Ibu yang memberi semangat dan inspirasi
Tercatat dengan tinta emas sebuah nama di buku jiwa kami :
Hajjah Siti Hasnah,
Selalu bersahaja dalam kehidupan
Selalu jujur dalam tindakan
Selalu penuh perhatian dalam keseharian
Selalu sabar dalam penderitaan
Selalu bekerja keras dan menabung untuk masa depan
Seakan menjadi cermin kemandirian
Tiada waktu yang disia-siakan
Terbersit bagai rona pelangi dalam ingatan kami :
Cinta yang tulus Ibunda Hajjah Siti Hasnah
Pemikiran yang bening untuk kebaikan semua
Pertimbangan yang matang dari setiap keputusan
Ucapan terima kasih yang disampaikan
Ketegaran yang ditunjukkan sampai akhir hayatnya
Pribadi yang tenang penuh kelembutan
Selamat jalan Ibunda Hajjah Siti Hasnah
Sang Khaliq telah memanggilmu
Semoga damai dan bahagia di sisi Ilahi Robbi
Amin Ya Robbul Alamiin
Depok, 1 Februari 2011
Esthi T. Bhirawati
Selasa, 01 Februari 2011
In Memoriam Ibunda Hj. Siti Hasnah ( Alm.)
Kenangan atas Ibu Hj. Siti Hasnah ( alm. 76 th ) Ibunda Ahya Rusdi, Ibu Mertua Esthi TB
( Chat BBM 1 dan 2 Feb 2011 )
Kenangan Papa ( Ahya ) :
"Jiwa terindah dalam hidupku,,guru kesabaran,tokoh ketabahan,penebar semangat tiada tara. Ibundaku, selamat jalan, jiwamu tetap melekat"
" Boy n kakak,papa sangat kehilangan nenek dan nenek sangat sayang sama kalian berdua,beliau sering mengatakan itu pd pa. Beliau bangga dg papa putranya dan membayangkan kesuksesan kalian lebih dari papa serta menjadi kebanggaan papa mama kelak kemudian hari "
"Tentunya kebanggaan nenek juga. Nenek sangat kagum ama mama dgn kecerdasan dan kebaikan serta keikhlasan ma. Pa blm menemukan sosok pribadi sekuat nenek dg semangatnya melawan penyakitnya,pantang menyerah sampai batas takdir Allah melerai pertempuran itu"
"Hampir 5 tahun perjuangan tersebut. Sampai akhir beliau minta dibawa ke dokter dan rs lain untuk memastikan penyakit dan obatnya krn beliau sdh kehabisan amunisi tubuh. Kami memenuhi permintaan beliau. Kami ridho dan ikhlas untuk semua ini. "
"Kata terakhir yg pa dengar : Neng...sambil melirik pa dengan mata setengah tertutup dan tangan mengarah ke muka pa (hanya ith). Pa blm mengerti maksudnya..."
Kenangan Mama ( Esthi ) :
"Pa, ...Kami juga sangat kehilangan Nenek. Nenek yang selalu bekerja tanpa pamrih, yang penuh pengabdian kepada keluarga. Selalu berpikir dan bertindak dengan cermat penuh pertimbangan untuk kebaikan semua pihak. Nenek yang penuh perjuangan & cinta kasih yg tulus."
"Betul pa, dua tahun lalu nenek sakit dan dengan pantang menyerah dan semangat nenek melawannya... Mama ingat saat anak2 kita masih kecil dulu, nenek selalu perhatian sampai hal sekecil kecilnya kepentingan kita. Bahkan sampai kaos kaki kecil kakak..."
"Nenek pernah 2 bulan berobat di Jakarta dan tinggal di rumah kita ... Nenek dengan rajin meracik dan menyeduh obatnya sendiri dengan sangat disiplin. Nenek berterima kasih utk itu khusus berkata kpd mama waktu kami mau kembali ke Jkt liburan kemarin..."
"Rupanya pertemuan di beranda rumah di dusun itu adalah yang terakhir...nenek dari kamar berjalan menuju dan duduk di beranda menghantarkan kepergian kita kembali ke Jkt setelah libur usai di dusun."
"Nenek terus memandangi kita dan melambai lambai saat mobil semakin menjauh... Seperti salam terakhir."
"Saat kakak kecil, mama ingat sekali, Nenek tergopoh gopoh menghampiri mobil kita saat mobil baru akan bergerak kembali ke Jakarta, hanya ingin memberikan kaos kaki kakak yang tertinggal ... Perhatian ke detail yang luar biasa dari Nenek."
"Nenek selalu menghargai pemberian dan kebaikan orang lain walaupun setitik debu, tapi melupakan kebaikannya sendiri ke orang lain walau seluas samudra, tanda keikhlasan yg sempurna."
"Nenek selalu melihat masalah dari sudur orang lain, tanda ketidakegoisan Nenek. Seperti saat akan mama papah menuju kmr mandi, kata nenek, biar Iin saja krn badanku berat ... Oh Umak ..."
----
Ibunda tercinta Hj. Siti Hasnah, wafat Selasa, 1 Februari 2011, jam 16.30 WIB di dusun Epil, Kab. Musi Banyuasin, Sumsel.
Selamat jalan Umak, ... Semoga Allah SWT melapangkan kuburmu, mengampuni dosamu dan menerima amal baktimu selama hidup di dunia... Semoga Umak beristirahat dengan tenang di sisi Nya... Amin Ya Robbul Alamiin ...
Selasa, 25 Januari 2011
In Memoriam Pak Lardjo (dosenku) - "Puisi" Esthi TB
In Memoriam Pak Lardjo
"Puisi" - Esthi TB
Pak Lardjo,
Mohon maaf jika tak tercipta puisi untukmu,
Hanya deretan kata.
Karena rasa duka ini tak terkatakan,
Mengenang jasamu untukku...
Pak Lardjo,
Kau ukir diriku di lab bahan,
Kau lahirkan dari gua garba ITB,
Kau tempa aku dengan nasehatmu,
Tanpa bosan kau bimbing aku,
Melewati lorong waktu yang seolah tak berujung,
Melompati rintangan yang seolah tak terjangkau,
Menggandengku dikala aku letih dan lemah,
Membangkitkanku di kala putus asa.
Pak Lardjo,
Engkaulah pahlawanku,
Sehingga akhirnya kubisa berkata :
" Aku bisa ! "
Pak Lardjo,
Maafkanlah aku,
Jika aku melenggang tanpa balas budi untukmu,
Begitu sedikit yang kukembalikan untuk jasamu,
Walau namamu tetap terukir dalam hatiku,
Sebagai guruku, pahlawanku, panutanku,
Semangatmu dan kasihmu selalu menyertai langkahku
Pak Lardjo,
Dua dasawarsa telah berlalu,
Aku telah lama meninggalkan almamaterku,
Satu atau dua kali jalan kita bertemu,
Pertama di saat aku masih ibu muda,
Tak tahan kupeluk engkau saat itu,
Seperti aku bertemu ayahku sendiri yang menua,
Membuat hatiku terenyuh dan bahagia
Karena engkau masih sehat dan berkarya
Kedua setelah usiaku sangat matang ini,
Kau panggil aku ke ruanganmu,
Kau tetap tampan, segar dan ceria,
Kau tunjukkan dengan bangga menu makanan sehatmu,
" Hidup harus kita sikapi sesuai tuntutan hidup saat ini " katamu
" Tetap sayang penuh cinta dan kelembutan dengan istrinda " pesanmu
Memang diabet telah menderamu
Tapi kau sikapi dengan bijak dan gembira
Engkau ceritakan karya dan citamu
Walau telah purna bhakti
Tapi catatanmu tetap rapi
Rumus reaksi, hitungan termodinamika yang aku telah lupa
Percobaan ilmiah dan idealisme untuk kemajuan industri
Ingin membuat tungku produksi sendiri
Mengharap alumni bisa berpartisipasi
Rasanya aku semakin bodoh saat itu
Secara pekerjaanku terlalu jauh dari asal ilmuku...
Pak Lardjo,
Pagi ini ada berita tiba tiba kau dipanggil Nya
Aku jadi ingat ayahku yang diabet juga,
Tiga tahun lalu juga meninggalkanku tanpa pesan, hanya tiba tiba...
Pak Lardjo,
Kami hanya bisa mengikhlaskannya...
Hari ini dari jauh kulepaskan kepergianmu
Selamat jalan pak Lardjo
Jasamu sungguh besar buat ilmu dan pendidikan serta kemanusiaan
Pesanmu selalu kukenang
" Jangan pernah patah dalam perjuangan "
" Never crack under pressure "
Aku selalu mengenangmu
Bahagiaah di keabadian
Karena suatu saat kita semua bertemu
Di sana...
Selamat jalan pahlawanku...Dosen pembimbingku.
Depok, 25 Januari 2011
Esthi TB
Rabu, 05 Januari 2011
Simfoni Pucuk Ilalang - Puisi Esthi TB
Simfoni Pucuk Ilalang - Puisi Esthi TB
Simfoni Pucuk Ilalang,
Syahdu menemani perjalananku padamu,
Berjuntai bergerai,
Bermain diantara bulir bulir rindu...
Simfoni pucuk ilalang,
Seperti bisikan hatiku padamu,
Bergayut di antara bongkah bongkah kalbu...
Simfoni pucuk ilalang,
Seperti barisan doaku padamu,
Mencuat terburai ke langit biru,
Kepada Nya kutitipkan kasihku...
Simfoni pucuk ilalang,
Menemani perjalananmu selalu,
Di antara doa,
Di dalam dekapan kalbu,
Senantiasa menjagamu,
kasihku ...
Indralaya, 3 Januari 2011
Esthi TB for Ahya Rusdi - Happy 19th Wed Anniv.
Langganan:
Postingan (Atom)