Minggu, 27 Desember 2009

SISA SISA 2009

2009 tinggal sepenggal lagi
sisa sisa namun bukan sia sia
segala usaha
bermandi peluh
bercucur air mata
telah kau lakukan
tinggalkan jejak dan rekaman kehidupan

bukan jalan yang mulus
penuh wangi bunga
namun juga sambaran nista
yang mengukir jiwa
menebalkan tekad
menguatkan semangat

ayo maju
jangan putus asa
karena Tuhan jua
Maha Melihat
dan Maha Perkasa

jangan sesali kegagalan
bingkai dalam analisa
simpulkan dalam buku harian
untuk meraih asa

2009 tinggal sepenggal lagi
mari kuatkan hati
menyeberangi titian cita cita
menuju bahagia dan damai yang nyata

Slipi, 28 Desember 2009

VERSES FROM GUANTANAMERA SONG

I am a truthful man from this land of palm trees
Before dying I want to share these poems of my soul
My verses are light green
But they are also flaming red

I cultivate a rose in June and in January
For the sincere friend who gives me his hand
And for the cruel one who would tear out this
heart with which I live

I do not cultivate thistles nor nettles
I cultivate a white rose

Selasa, 03 November 2009

Angkara Meraja - Sebuah Fabel Republik Ini

Berawal dari sebuah kisah
Cicak melawan buaya
Siapakah mereka ?

Inilah buaya...
Buaya yang sombong
Pernah ditipu kancil
Di sebuah sungai
Berharap sebongkah daging merah
Janji sang kancil
Tapi perlu belanja daging
Sehingga perlu hitung buaya
Berjajarlah buaya
Empat puluh ekor
Dari tepi ke tepi sungai
Meloncatlah sang kancil
Di punggung buaya
Seraya menghitung
Satu dua tiga
Dan seterusnya
Di akhir hitungan
Genap empat puluh
Lompatlah kancil dengan gembira
Menyeberang sungai tanpa biaya
Itulah buaya

Inilah cicak ...
Cicak yang bijak
Disayang anak
Jika merayap di dinding
Disayang ibu
Jika menyantap nyamuk
Sedikitnya menolong kita
Menghemat darah kita
Dari curian nyamuk
Bahkan menghindarkan kita
Dari penyakit malaria dan sebagainya
Itulah cicak

Layar fabel terus tergelar
Belum tergulung
Cicak jumpa buaya
Bersaing untuk tugas yang sama
Memburu kancil sang penyebar angkara
Kancil penebar janji kemana mana
Tuk membagi daging merah segar
Sayang hasil dari menjarah
Dari peternakan pak Tani
Cicak kecil tak pernah ingin daging
Buaya sudah jelas suka daging
Namun buaya mengaku bersih di mata pak Tani
Kata buaya :
Pak Tani..
Cicaklah sang bedebah !
Penjarakan dia !
Rebahlah cicak di bui
Pak Tani bingung tak karuan
Di panggillah semua punggawa desa
Untuk diminta pendapatnya

Inilah fabel negeri ini
Di sidang punggawa buaya terpuruk
Oleh rekaman suara sang kancil
Tentang janji daging merah
Peristiwa penyeberangan sungai
Masih meninggalkan jejak cerita

Namun..
Fabel belum selesai
Sang kancil masih di luar
Melanjutkan petualangannya
Menebar janji dan angkara

Fabel terus tergelar
Pak Tani
Kapan engkau menuntaskannya ?

Slipi, 4 November 2009

Sabtu, 31 Oktober 2009

Ibu Penjual Rempeyek

IBU PENJUAL REMPEYEK
Esthi T. Bhirawati

Tiap Minggu selalu menyambangiku
Seorang Ibu penjual rempeyek
Bermodal senyum tulus
Mata binar
Tutur lembut

Usia paruh baya
Rapi berjilbab
Ceria bercerita
Anak , menantu dan cucu
Yang ditopangnya
Dengan sekardus rempeyek
Yang dijualnya

Rempeyek putih
Rempeyek renyah
Serenyah celotehnya
Seputih hatinya

Ibu penjual rempeyek
Jelmaan ruh yang suci
Jiwa yang tenang
Istiqomah di jalan Nya
Malu aku
Atas megahnya rumahku
Dan tingginya jabatanku
Jika tidak istiqomah
Dalam hidupku
Seperti Ibu penjual rempeyek
Di hari Minggu

Depok,
1 November 2009

Minggu, 04 Oktober 2009

UNTUK SIAPAKAH KEAGUNGAN ITU ?

Esthi T Bhirawati

Gunung menjulang
Sawah terhampar
Jalan berliku
Samudra terentang
Langit terjunjung
Awan menggumpal
Angin berhembus
Bahtera melaju
Desa yang permai
Sungai berkelok
Hutan menghijau
Untuk siapakan Keagungan itu ?

Kota gemerlap
Gedung meninggi
Mobil melaju
Kereta berpacu
Pesawat udara menderu
Untuk siapakah Keagungan itu ?

Indahnya parasmu
Sentosanya ragamu
Cerdasnya pikiranmu
Untuk siapakah Keagungan itu ?

Katakan
Katakan
Katakan

Saat bumi berguncang
Semua terhempas
Kami tersungkur
Kami terkubur
Kami tepekur

Bumi Andalas jadi saksi
Kota dan desa sama
Tiada yang tersisa
Saat semua kembali pada Nya
Karena semua Keagungan milik Nya
Kesombongan terlindas
Bagai debu

Katakan
Katakan
Katakan
Untuk siapakah Keagungan itu ?

Khalik ku
Kekasihku
Ku bersujud pada Mu

Depok,
5 Oktober 2009

Rabu, 30 September 2009

RANAH MINANG MENANGIS

Esthi T. Bhirawati

Sang surya beradu
Burung camar pulang
Lampu kota menyala
Pak Tani bergegas pulang
Sekolah hampir usai
Mobil berkelok di bukit Sitinjau
Senja yang indah
Di Ranah Minang permai

Tiba tiba ...
Semua berubah
Bumi berguncang
Pohon tumbang
Rumah roboh
Tiang menghalang
Jalan terbelah
Anak menjerit
Ibu menangis
Ninik mamak meratap
Ranah Minang menangis
Inikah Kuasa Mu Tuhan ?
Ataukah ini murka Mu ?
Ampunilah kami Tuhan
Tabahkan hati kami
Kami tahu
Ini hanya cobaan Mu
Agar kami kuat
Dan bangkit lagi
Merengkuh Cinta Mu..

Jakarta, 30 September 2009

Senin, 28 September 2009

SEMANGAT

Esthi T. Bhirawati

Raga lunglai
Gairah menguap
Pandangan kabur
Perlu semangat baru

Tidak ada toko berlabel
" Dijual : Semangat "
Kemana harus kucari ?

Tuhan tolong berikan daku
Sebuah karunia bernama : Semangat

Depok, 28 September 2009

Minggu, 27 September 2009

KAKEK DAN BINTANG

Esthi T. Bhirawati

Hawa dingin menusuk tulang
Dini hari di ladang sunyi
Di tepian Waduk Gajahmungkur
Sekian dasawarsa lalu
Angin darat berhembus syahdu

Kakek mengajak kami ke sini
Berbaring tengadah
Beralas rumput
Beratap langit
Saksikan simphoni alam
Di bawah sinar gemintang
Bertebaran di langit kelam
Tanpa selapis awan
Bak manikam menghias buana
Sejauh mata memandang
Separo jagad
Hanya gemintang
Konstelasi rasi dan galaksi
Ajakan Kakek tuk saksikan
Adakah itu pesan keabadian ?

Kakek sudah lama pergi
Sepenggal kisah itu
Membekas di memori
Kakek dan bintang
Tautan
Masa lalu,
Masa kini
Dan mungkin
masa datang


Depok, 27 September 2009

ANAKKU TERANGNYA DUNIA

Esthi T. Bhirawati

Anakku,
Engkau asik belajar
Haru dan bangga menyesak di dada
Kuminta waktu mainmu
Yang bagai emas bagimu itu
'tuk sedikit investasimu
Dan kau berikan dengan gembira
Karena kau cerdas sekali
Anakku terangnya dunia

Kuharap engkau sungguh menyenanginya
Karena soal kecil yang kau kerjakan
Sejatinya tabungan bahagia untukmu
Di masa depanmu

Ada yang sulitkah anakku ?
Ibu akan membantumu

Depok, 27 September 2009

Sabtu, 26 September 2009

HATI YANG KAYA

Esthi T. Bhirawati

Hati yang kaya
Yang selalu cukup
Yang selalu sentosa
Yang selalu bahagia
Yang penuh cinta

Tidak perlu menjadi sufi tuk memilikinya
Tidak perlu menjadi pemuka agama tuk meraihnya
Tidak perlu menjadi pejabat tuk mendapatkannya
Tidak perlu menjadi Donald Trump tuk membelinya

Tengoklah Dia mencukupkan rejekimu
Dan mendandani wajahmu
Dan mencukupkan inderamu
Dengan pengecap, penglihat dan pembau
Dan melengkapi tubuhmu
Serta pengaturan hidupmu
Lewat kecerdasan pikiranmu
Dan tajamnya nuranimu

Pandanglah taman sari dunia
Yang kau bisa nikmati dengan itu

Tiba tiba kau bisa mendapatkannya
Hati yang kaya ...

Depok, 27 September 2009

Jumat, 25 September 2009

DINDING 2009

Esthi T. Bhirawati

Pernahkah terbayang
Masa tanpa penggalan tahun
Tahun tanpa penggalan bulan
Bulan tanpa penggalan hari
Hari tanpa penggalan jam
Jam tanpa penggalan menit
Menit tanpa penggalan detik ?

Sekat sekat sangat kecil
Sekat sekat kecil
Sekat sekat agak besar
Sekat sekat besar
Yang membatasi masa
Siapakah yang menamakannya?
Untuk apa ?

Ku berjalan menyusuri nya
Ku buka tirai nya
Kulewati sekatnya
Kulompati dindingnya
Sampai kapan ?

Dan kamar-kamar itu
Dipinjamkan pada kita
Oleh masa
Oleh sekat
Oleh dinding
Oleh terang
Oleh asa

Kusibakkan tirai
Kulewati sekat
Kulompati dinding
Pinjaman
Yang akan diminta lagi
Suatu hari nanti

Apa yang kucari?
Saat ku lari

Apa yang kudapat
Saat kusibak?

Dinding 2009
Selamat datang!

Tetap tersenyum
Walau kamar cuma pinjaman
Tetap berharap
Walau dinding hanya mainan
Percaya ada terang
Di ujung lorong sana

Selamat tahun baru 2009!

Kalibata,
23 Desember 2008
08.05

HUJAN DAN CINTA



Esthi T. Bhirawati

Kucinta apa, tanyanya
Apa yang kucinta, tanyaku
Aku membisu
Bisu bagai buliran hujan
Bulir yang tak sanggup menjawab
Bulir mana yang akan jatuh lagi
Tapi tetap jatuh
Bulir demi bulir
Dan hujan itu
Aku
Dan Aku itu
Cinta



Depok,
23 Desember 2008
20.44

SAATNYA BERUBAH


Esthi T. Bhirawati

Kepada angin kubertanya
Adakah keabadian di dunia ini
Kepada surya kubertanya
Adakah kau jelang esok pagi
Kepada lumbung kubertanya
Adakah tuanmu melimpahimu padi nanti

Kepada bintang kubertanya
Mantra apa yang tertulis untukku esok hari
Jawabnya
Engkaulah yang akan menuliskannya sendiri

Kepada ilalang kubertanya
Di rimba mana kau akan tumbuh
Jawabnya
Tidak penting kata dimana
Tapi apa dan bagaimana
Kita
Karena aku akan selalu ada

Saatnya berubah
Memang penuh tanya
Namun kubelajar dari angin, surya, lumbung, bintang dan ilalang
Teman pengelana sejati

Yang menuliskan mantranya sendiri
Menuju kemenangan hakiki


Depok,
23 Januari 2009


CINTA DALAM SEKEPING ROTI DAN SEBATANG COKLAT

Esthi T. Bhirawati

Kasih terimalah sekeping roti ini
Tanda cintaku
Kunyahlah
Mungkin esok tidak ada lagi

Kasih terimalah sebatang coklat ini
Tanda sayangku
Makanlah
Mungkin itu terakhir milikku

Kasih mari kita nikmati hari ini
Seakan esok tiada lagi
Jelajahi cintaku
Dalam sekeping roti
Dan coklat terakhirku



Depok, 14 Feb '09

CINTAKU UNTUK IBU - HAPPY VALENTINE 2009


Esthi T. Bhirawati

Jika waktu bisa kulipat untukmu Ibu
Kuhimpit hari ulang tahunku ke empat
Dan wajah cantikmu
Dan lenggang pinggulmu mengikuti karnaval TK ku
Kuhisap lagi jeruk keprok manis yang kau bawa itu

Jika waktu dapat kuubah Ibu
Kan kubawa untukmu hari Ayah mengantarku ke sekolah
Dan dia pasti pulang ke rumah
Untuk memelukmu

Ibu kita hanya melipat hari
Ke belakang
dan ke depan
Berharap mengirim cintaku
Untukmu Ibu
Saat kau sendiri
Tanpa Ayah lagi
Yang telah mendahului ....

Depok, 14 Feb 2009

KENANGAN BANDUNG

Esthi T. Bhirawati

Dinginmu adalah selimutku
Hijaumu adalah permadaniku
Hasratmu adalah jiwa mudaku
Malammu adalah istanaku
Siangmu adalah asaku

Lembahmu memanggil cintaku
Gunungmu melambai kasihku
Anginmu membisikkan rinduku
Jalanmu menuntun pujaanku
Kembali kepadaku
Ke awal perjalananku
Mengukir sejuta kisah bersamamu

Di sini
Di kota ini
Kenangan berbaris di benakku
Menerbitkan harapan baru ....


Bandung, 20 Februari 2009

ABAH JATUH CINTA

Esthi T. Bhirawati

Abah,
jatuh cinta itu indah
jangan tolak kehadirannya
rengkuh dan nikmati
jika rasa itu memang ada
bahkan jika rasa itu pergi
jejaknya akan tetap abadi
di hati.

Depok, 15 Maret 2009

AYAH TERCINTA


Esthi T. Bhirawati

Kuhantarkan kepergianmu
Kupandangi untuk terakhir kali
Senyumanmu tersungging
Ku tak percaya kau pergi
Kuraba
Hangat memang tiada lagi
Hanya dingin
Beku

Sendu menyergapku
Tanpa ampun
Rasa belum cukup
Waktu bersamamu
Karena hiruk pikuk duniaku
Sesal di dada
Menyeruak
Tak terbendung
Rasa sakit di sini
Di hati
Tak rela kau pergi
Kuingin bersamamu semenit lagi

Jarum tetap berputar
Menungguku tuk memilih
Waktuku tidak banyak
Ku rela
Dan harus rela
Waktuku tidak banyak
Untuk mengabadikan senyummu
Satu jam bersimpuh di jazad kaku
Berdoa
Dan mencinta
Menghantarkan
dan Merelakan
Kepergianmu

Akhirnya
Sang cinta terabadikan
Dalam benakku
Cinta Ayah
Tiada pernah terlupa
Jejak Ayah
Jasa Ayah
Abadi selamanya
Tertulis bertinta emas
Cinta tak pernah sia-sia

Selamat jalan Ayah
Damai tidurlah
Dalam CINTA NYA
Yang tak bertepi.

...........


Kalibata - 31 Maret 2009

BERUBAH


Esthi T. Bhirawati

Ketika rambut berubah kelabu

Kutahu aku tidak sama
Kutahu yang bisa kudapat
Kutahu yang harus kutinggal sendiri

Ketika rambut berubah kelabu
Bayang kemarin adalah guru
Hari ini adalah emas
Esok adalah janji yang pasti

Ketika rambut berubah kelabu

Simphoni sampai puncak emosi
Nada mulai meluruh
Kesyahduan merebak
Rasa syukur menyeruak

Ketika rambut berubah kelabu

Kutahu kupinjam raga ini
Kupinjam detik detik waktu
Kubayar dengan peluh dan asuh
Kuukir namaku dalam lembaran memori
Orang orang tercinta
Dan negeriku

Ketika rambut berubah kelabu

Kutahu waktu yang tersisa
Menjadi tugas baru
Agar semakin dekat pada Nya

I'VE NEVER BEEN THIS GOOD

Esthi T. Bhirawati

Lord,
Thank You,
I've never been this good.
To day,
All my mind and my soul,
Completely Yours,
Creeping for You,
From the distance,
To vicinity.
I've been gone to many places,
Some times I planned,
Some I improvised,
Some times I feel like
Alice in the wonderland,
I started where I have to start
and finished
what to finish.
Some times I feel
Like a good school girl,
Like today,
When things are so well designed,
For me
From You.
Thank You Lord,
For my 44 th birth day
It's a celebration
To all of us
To always remember
That we are
Alice and school girl
At the same time
No more
No less
Who celebrates
Your Devine
Day by Day
Remembering You Love
To live on
To live with
Lord Thank You
Embrace us
Till the end of time
But for sure
I've never been this good
Like today.
Amin
Alhamdulillah.



TUHAN, APANYA YANG BEDA

Esthi T. Bhirawati

Tuhan, apanya yang beda ?
Hari ini ..bahkan 3 hari ini ...

aku mandi
" Padusan "
Sama seperti waktu aku kecil
Namun aku tetap kotor

Tuhan, apanya yang beda ?

Saat kecil
" Padusan " adalah pembebasan

memberi harapan

atas datangnya bulan pencucian

namun kini beda

dan aku tidak tahu

apanya yang beda ?
Tuhan,
apakah air nya ?

apakah dakinya ?

mengeraskah kulitku ?

membatukah hatiku ?

Tuhan,
bisikanlah rahasia Mu
apanya yang beda ?

hingga ku sanggup
merangkum asa

memilin harapan

seperti masa kecilku

dengan " Padusan " itu

Agar kuusir rasa hampa

yang menyeruak

di tengah keramaian ini


Depok, 17 Agustus 2009

TUHAN, AJARKAN AKU

Esthi T. Bhirawati

Bahagia hakiki
Kebaikan dari ke hari

Air mata jika aku berduka

Rasa jika aku mencinta
Keindahan yang abadi
Keputusan terbaik

Kebijakan yang berguna

Cahaya dalam gelap

Air saat dahaga

Kemampuan untuk merasa

Mencerna dan bertindak
Yang terbaik
Untuk kami dan sesama

Terima kasih Tuhan

SORE YANG INDAH

Esthi T. Bhirawati

Seorang ibu bergegas pulang menyunggi bakul yang kosong
Tunai sudah hari ini berdagang lauk di pasar besar
Di kota kecil
Senyum tersungging mengingat laba di kantong
Ingat si buyung yang puasa penuh kali pertama
Berjingkat mendekat pedagang es blewah buat buka
Ooh.. Sore yang indah
Setelah peluh dan penat usai
Semilir angin kian menyemangatinya pulang
Ooh.. Buyung sayang tunggu Bunda
Kita akan berbuka bersama
Dan berbincang tentang baju lebaran
Yang pasti terbeli dengan laba hingga kini
Ooh.. Benar
Sore yang indah..
Bahagia besar di senyum kecil